Coba anda tanyakan pada teman anda,
lebih unggul mana sich antara processor Intel dengan processor AMD?
Beberapa teman anda yang fanatik dengan produk AMD pasti akan secara
lantang berucap “AMD!”, kenapa? 2 tahun yang lalu, sebagian pecinta PC
menyukai AMD karena persepsi bahwa processor AMD lebih value dari sisi
harga, terlebih lagi AMD telah mencuri start dengan lebih dahulu
melempar processor 64-bit ke pasaran. Namun apakah saat ini processor
AMD masih lebih unggul ketimbang Intel? Ternyata jawabannya relatif,
bisa ya, bisa juga tidak, apalagi saat ini mereka sedang seru-serunya
bersaing dalam mengembangkan teknologi processor dual core dan quad
core. Daripada memperdebatkan hal yang belum pasti mengenai siapa di
antara 2 raksasa produsen processor ini yang menjadi champion, mendingan
kita flashback melihat sejarah industri Intel Corp. dari dulu hingga
sekarang. Lho, sejarah AMD-nya mana? kan sudah pernah dibahas di Hyper
Media edisi 1, hehehe…
Sejarah Perusahaan Intel
Setelah
kejayaan Fairchild Semiconductor sebagai produsen produsen IC
(Integrated Circuit) meredup, banyak tenaga ahli dan insinyur perusahaan
itu yang mencari lahan pekerjaan yang baru. Beberapa diantaranya adalah
Gordon E. Moore (ahli fisika dan kimia) bersama Robert Noyce (ahli
fisika dan salah satu pelopor pembuatan IC) mendirikan perusahaan Intel
pada tahun 1968 yang berbasis di Santa Clara, California. Moore juga
merupakan salah satu orang termashyur dalam industri semikonduktor
berkat teorinya yang terkenal sebagai hukum Moore (Moore’s Law) yang
intinya membahas mengenai kemampuan manusia untuk mengembangkan
kepadatan transistor menjadi dua kali lipat setiap dua tahun. Orang
ketiga yang mendampingi Intel sejak masa-masa merintis pada tahun
1980-an hingga masa pertumbuhan industri pada tahun 1990-an yaitu Andy
Grove (insinyur kimia). Beliau bisa kita sebut sebagai Steve Ballmer-nya
Intel, sosok kunci bisnis sekaligus pemimpin strategis perusahaan
Intel. Sejak akhir tahun 1990-an hingga saat artikel ini dibuat, Intel
didaulat sebagai produsen processor tersukses dan terbesar di dunia.
Namun pada
tahun 2007 lalu, kinerja perusahaan Intel nampaknya sedikit merosot
seiring predikat Intel yang terkenal terlalu agresif dan terkadang
dinilai sering mengambil kebijakan yang kontroversial dalam usaha
mempertahankan posisi pasarnya. Hal ini terbukti dari turunnya peringkat
brand value Intel peringkat 100 besar brand value paling powerful di
dunia versi Milward Brown Optimor, dari peringkat 15 kemudian jatuh
menjadi peringkat 25.
Asal nama Intel
Saat pertama kali
perusahaan Intel didirikan, Gordon Moore dan Robert Noyce awalnya
mengusulkan gabungan nama mereka untuk dijadikan nama perusahaan: Moore
Noyce. Namun mereka buru-buru mengurungkan niatnya menggunakan nama itu
karena nama Moore Noyce seolah terdengar seperti “more noise” (lebih
berisik), sebuah predikat buruk untuk kelas perangkat elektronik. Mereka
kemudian menggunakan nama NM Electronics yang dipertahankan sebagai
nama perusahaan dalam jangka waktu hampir setahun, kemudian Moore dan
Noyce memutuskan untuk menggunakan sebutan INTegrated ELectronics atau
disingkat menjadi “Intel” sebagai nama perusahaan. Apalah daya, ternyata
nama Intel saat itu sudah lebih dahulu dipakai sebagai nama jaringan
hotel di AS saat itu. Karena sudah terlanjur kesengsem dengan nama
Intel, akhirnya Moore dan Noyce membeli merk Intel dari perusahaan
perhotelan tersebut untuk menghindari tuntutan hukum.
Evolusi Perusahan
Intel tumbuh
setelah melewati beberapa fase yang berbeda. Pada masa awal
didirikannya, Intel hanya dikenal karena kemampuannya membuat
semikonduktor, dengan produk utamanya adalah chip Static Random Access
Memory (SRAM). Bisnis Intel mulai berkembang sepanjang tahun 1970-an di
mana pada kurun waktu tersebut, Intel telah mengembangkan proses
manufaktur dan memperlebar lini produksinya. Namun produk utama Intel
tetap didominasi oleh periferal-periferal memori.
Setelah Intel
menciptakan mikroprocessor pertamanya pada tahun 1971 dan salah satu
dari mikrokomputer pertamanya di tahun 1972, bisnis Intel lebih
didominasi oleh produk chip Dynamic Random Acces Memory (DRAM). Namun
persaingan antara produk semikonduktor dari Intel dengan semikonduktor
buatan Jepang telah menurunkan pendapatan Intel secara dramatis pada
tahun 1983. Barulah pada akhir tahun 1980-an, PC buatan IBM yang
tiba-tiba menuai sukses membuat CEO Intel, Andy Grove, memberikan
komando pada seluruh unit perusahaan ini untuk lebih berfokus pada
pembuatan mikroprocessor, Grove juga mengubah aspek-aspek fundamental
dalam model bisnis mikroprocessor ini. Pada akhir tahun 1980-an,
kebijakan yang diambil oleh CEO Intel ini rupanya terbukti sukses. Saat
itu, Intel mulai meluncurkan banyak desain mikroprocessor baru dan
secara otomatis memicu perkembangan PC. Selama periode inilah Intel
mulai berhasil tumbuh menjadi produsen hardware utama dengan profit
terbesar dalam industri PC.
Setelah tahun
2000, permintaan pasar terhadap mikroprocessor high-end mulai menurun
dan kompetitor Intel mulai membidik pasar processor low-end dan mid-end,
disinilah masa-masa di mana dominasi Intel mulai berkurang. Pada awal
tahun 2000-an, CEO Intel saat itu, Craig Barrett, mencoba untuk
mendiversifikasikan bisnis Intel dan memperluas lini produksinya selain
produk semikonduktor, tetapi hanya sedikit produk-produk baru ini yang
akhirnya memetik sukses.
Pada tahun 2005, CEO Paul Otellini mengorganisir kembali perusahaan
Intel untuk kembali fokus pada bisnis utamanya yaitu processor dan
chipset pada platformnya (enterprise, digital home, digital health, and
mobility) di mana usaha ini dimulai dengan perekrutan lebih dari 20.000
pegawai baru. Pada bulan September 2006, dengan alasan profit Intel yang
terus menurun, perusahaan mengumumkan restrukturisasi dengan memecat
10.500 orang pekerjanya atau sekitar 10% dari total tenaga kerja Intel
pada bulan Juli 2006. Salah satu lab penelitian Intel yang berlokasi di
Cambridge University kemudian ditutup pada akhir tahun 2006.
Pada 27 Juni
2006, penjualan aset-aset Intel XScale diumumkan. Intel setuju untuk
menjual bisnis processor XScale pada Marvell Technology Group dengan
nilai transaksi sebesar $600 juta. Tindakan yang diambil Intel ini
dimaksudkan untuk mempermudah Intel untuk lebih berfokus pada bisnis
core x86 dan server. Proses akuisisi processor XScale ini telah
diselesaikan pada 9 November 2006.
Dalam kurun
waktu seperempat abad belakangan ini, dari puluhan pemimpin berbagai
perusahaan teknologi di AS ada dua Chief Executive Officer (CEO)
yang namanya cukup terkenal, pribadinya karismatik dan unik, gaya
kepemim-pinannya dipelajari dan ditiru banyak orang, dan memiliki latar
belakang pendidikan teknik kimia, bukan Master of Business Administration (MBA). Salah satu dari dua orang CEO itu adalah Andrew S. Grove, mantan CEO perusahaan pembuat dan pemasok chip mikroprosesor terbesar di dunia, Intel Corp.
Andrew Grove
lahir dengan nama Andras Grof pada tanggal 2 September 1936 di Budapest,
Hongaria. Sejak kecil Andrew menjalani hidup yang sulit. Dia hampir
saja meninggal dunia pada umur 4 tahun. Pada saat itu, di Budapest
berjangkit wabah penyakit scarlet fever. Untungnya Andrew
selamat, walau gendang telinganya sobek karena infeksi di dalam telinga
sehingga dia kehilangan pendengarannya. Lolos dari ancaman maut karena
penyakit, muncul bahaya baru. Tentara Nazi Jerman yang meluncurkan
Perang Dunia II akhirnya berhasil menduduki Budapest di bulan Maret
1944. Karena selalu berada dalam persembunyian dengan ibunya dan juga
karena mengganti namanya menjadi Andras Malesevics, Andrew berhasil
lolos dari pengejaran dan penangkapan tentara Jerman. Tetapi lepas dari
bahaya yang satu ini, muncul lagi yang lain. Kali ini tentara Uni Soviet
yang memasuki Hongaria. Menghadapi bahaya yang tak kunjung usai,
akhirnya Andrew muda memutuskan untuk melarikan diri dari tanah
kelahirannya. Dengan teman baiknya satu sekolah mereka berdua naik
kereta api menuju arah barat untuk mencapai perbatasan Austria. Setelah
melewati perjalanan panjang, melelahkan dan penuh ancaman bahaya mereka
akhirnya sampai di Austria.
Dari sini Andrew
mencari jalan untuk ke AS dan akhirnya tiba di kota New York menumpangi
kapal pengungsi. Dia tinggal di apartemen satu kamar di Brooklyn dengan
paman dan bibinya yang telah lebih dulu meninggalkan Hongaria. Di kota
New York inilah, Andrew melanjutkan pendidikannya yang sempat terputus
dan kuliah di City College of New York (CCNY), yang pada saat itu
merupakan perguruan tinggi gratis (free academy) namun memiliki
reputasi tinggi sebagai Oxfordnya orang-orang imigran. Di CCNY, Andrew
mengambil jurusan Teknik Kimia dan pada tahun 1960 lulus dengan predikat
Magna Cum Laude dan juga berhasil menduduki ranking pertama di antara
teman-temannya yang lulus saat itu.
Andrew yang
telah menikah dengan istrinya Eva dua tahun sebelum dia lulus S1,
kemudian berangkat melanjutkan pendidikannya di University of California
at Berkeley. Dia mendalami bidang studi dinamika fluida. Lagi-lagi dia
menjadi bintang di sini. Setelah berhasil mendapatkan PhD, Dr. Grove
mendapat tawaran kerja dari berbagai tempat, termasuk dari Bell
Laboratories. Tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk bekerja di
Fairchild Semiconductors, sebuah firma teknik baru yang memiliki
insinyur-insinyur yang brilian. Sudah sejak dari bangku kuliah, Dr.
Grove memang hendak terjun ke dunia industri, tidak seperti kebanyakan
rekan-rekan sekuliahnya. “Saya hendak melakukan sesuatu dengan ilmu
saya”, katanya lagi.
Pada awal
dekade 1960-an, industri komputer sedang mengalami sebuah revolusi.
Komputer pada saat itu memang sudah cukup cepat melakukan perhitungan,
namun para desainer komputer tetap berkeinginan untuk membuat komputer
bekerja lebih cepat lagi. Hanya saja, mereka terbentur dengan problem
yang sulit. Untuk mengerjakan perhitungan lebih cepat, lebih banyak
elektron yang harus dialirkan dan lebih banyak energi panas yang
dihasilkan oleh tabung vakum (desain transistor jaman dulu memakai
tabung-tabung vakum sebagai on-off switches). Solusi yang logikal adalah
untuk menggantikan tabung-tabung vakum tersebut dengan sebuah piranti
elektronik yang mempunyai peran yang sama, yaitu untuk menyimpan muatan
listrik dan dapat mengontrol arus elektron-elektron.
Gordon
Moore, salah satu insinyur yang bekerja di Fairchild yakin bahwa salah
satu cara untuk menyimpan muatan listrik ini adalah dengan cara membuat
rangkaian terpadu (IC) yang dibuat dengan menggunakan logam, oksida dan
silikon. Piranti ini dinamakan MOS transistor. Silikon, sebagai
semikonduktor, mempunyai properti listrik yang mendukung untuk aplikasi
yang diinginkan ini. Tetapi MOS tidak stabil. Hari pertamanya kerja, Dr.
Grove diminta untuk mempelajari properti listrik MOS. Dr. Grove
memberikan laporan yang lengkap mengenai hal ini sampai-sampai
mengesankan atasan dia. Bukan itu saja. Dengan dua koleganya yang lain,
Dr. Grove berhasil menemukan penyebab ketidakstabilan MOS: impuritas
yang terdiri dari unsur natrium. Penemuan ini merupakan salah satu
penemuan fundamental di bidang ilmu bahan dan Dr. Grove beserta
rekan-rekannya mendapat penghargaan dari perusahaannya.
Di tahun 1968
Robert Noyce, sejawat kerja Dr. Grove yang lain memutuskan untuk
meninggalkan Fairchild. Dia sudah bosan dengan Fairchild karena berbagai
macam hal. Dia mengajak Moore untuk mendirikan perusahaan baru. Moore
yang dari semula sudah seperti mentor terhadap Grove akhirnya
memberitahukan hal itu kepadanya di sebuah konferensi dan Grove langsung
memutuskan untuk ikut serta. Maka perusahaan Intel pun berdiri pada
bulan Juli 1968.
Mula-mula
Intel (kependekan dari Integrated Electronics) memproduksi memori chip
untuk komputer. Tetapi bisnis ini lama kelamaan menurun dan pada
akhirnya para pendiri Intel terpaksa memutuskan strategi baru. Moore
menyarankan Intel untuk mulai memproduksi chip mikroprosesor berdasarkan
analisanya mengenai chip silikon. Analisanya itu jadi terkenal dengan
nama Moore’s Law: jumlah transistor pada chip mikroprosesor menjadi dua
kali lipat dan harganya turun menjadi setengah setiap 18 bulan.
Karir Dr.
Grove terus menanjak di Intel. Pada tahun 1979 dia menjadi presiden
perusahaan dan di tahun 1987 akhirnya berhasil menjabat posisi puncak
sebagai CEO. Sepuluh tahun kemudian di tahun 1997, dia diangkat menjadi
presiden direktur. Selama satu tahun dia merangkap dua jabatan ini; di
tahun 1998 dia meletakkan jabatan CEO-nya walau terus menjabat sebagai
presiden direktur perusahaan.
Selama
kepemimpinannya itulah Intel Corp jadi maju pesat. Keberhasilannya ini
diakui oleh banyak organisasi profesional. Penghargaan-penghargaan
seperti IEEE Engineering Leadership Recognition Award (1987), Technology
Leader of the Year Award dari Industry Week (1997) dan CEO of the Year
Award dari majalah CEO merupakan beberapa dari sederetan penghargaan
yang diraihnya. Ketika Dr. Grove terpilih sebagai Time’s Man of The Year
di tahun 1997, seketika itu juga dia menjadi public figure yang dikenal
banyak orang.
Source : http://kudajingkrakbiru.blogspot.com