Sekitar
100 juta telepon seluler sekarang ini terjual setiap tahunnya di
wilayah Asia Pasifik dan diperkirakan bertambah dua kali lipat dalam
waktu lima tahun. Ini merupakan pasar terbesar di dunia untuk perangkat
mobile canggih.
Seiring dengan perkembangan industri telekomunikasi, situs jejaring sosial dan mobile game, bagi kebanyakan pemuda Asia sulit melepaskan diri untuk tidak selalu menggenggam sebuah gadget di tangan atau tidak berinteraksi dengan komputer.
"Saya kira Anda bisa menyebut saya kecanduan," aku seorang mahasiswi
Singapura berusia 22 tahun Hanna Ruslana. Ia lebih banyak bergaul dengan
kawan sekolahnya lewat Twitter daripada di kampus.
Hanna
mengecek iPhonenya paling tidak setiap 15 menit, memelihara akun di
Facebook, Twitter, Foursquare dan LinkedIn. Saat Twitter tidak bisa
diakses, dia dan teman-temannya menunggu dengan gelisah.
Tapi apa yang dialami Hanna jauh lebih ringan dibanding para pecandu perangkat elektronik dari Korea Selatan.
Desember tahun lalu, seorang ibu ditangkap dengan tuduhan membunuh
putranya yang berusia 3 tahun, akibat si ibu kelelahan bermain game
online di internet.
Satu bulan sebelumnya, seorang bocah
laki-laki berusia 15 tahun bunuh diri gara-gara ibunya memarahi dirinya
karena hobinya bermain game.
Bulan Mei 2010, seorang pria
berusia 41 tahun dikirim ke penjara selama dua tahun, setelah ia dan
istrinya mengabaikan bayi perempuan mereka hingga meninggal karena
kelaparan, sementara sehari-hari keduanya memainkan permainan virtual
merawat dan membesarkan anak di internet.
Pemerintah Seoul memperkirakan jumlah pecandu internet di negara berpenduduk 50 juta jiwa itu mencapai 2 juta orang.
Mulai tahun ini pemerintah menawarkan perangkat lunak gratis kepada
pengguna internet untuk membatasi waktu yang mereka habiskan di dunia
maya. Parlemen juga sedang mempertimbangkan sebuah peraturan yang
melarang orang berusia di bawah 15 tahun bermain game online mulai
tengah malam hingga pukul 6 pagi.
Di Singapura, sebuah survei
atas 600 mahasiswa universitas dan politeknik awal tahun ini
menunjukkan, 88% dari mereka lebih suka berkomunikasi obrolan tatap
muka dengan menggunakan teknologi.
Lebih dari 40% responden menghabiskan waktu lebih dari 4 jam sehari untuk menggunakan telepon genggam mereka.
Di Singapura kepemilikan telepon genggam mencapai 1, 4 per orang, yang
kebanyakan bisa digunakan untuk berselancar di dunia maya.
Ho
Kok Yuen, direktur klinik penanggulangan rasa sakit di Rumah Sakit
Raffles, menyamakan kecanduan perangkat teknologi dengan kecanduan
narkoba, yang juga memerlukan pengobatan.
"Jadi itu perilaku
tidak normal, di mana perilaku kompulsif akan membahayakan dirinya atau
orang-orang yang ada di sekitarnya," kata Kok Yuen kepada AFP.
Di Jepang, kementerian dalam negeri telah memperingatkan bahwa
kecanduan anak-anak muda akan game dan telepon seluler dapat menjadikan
mereka apatis dan merusak hubungan sosial dan kesehatan mereka.
Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang mengatakan, laporan kasus
konsultasi yang masuk ke lembaga mereka terkait game online mencapai
1.692 di tahun 2010, atau naik dari 1.437 di tahun 2009. Kebanyakan
kasus itu melibatkan anak-anak muda.
Di Malaysia, masyarakatnya
merengkuh situs jejaring sosial dengan antusias. Menurut sebuah studi
oleh lembaga survei global TNS di bulan Nopember 2010, di situs
jejaring sosial orang Malaysia merupakan yang paling banyak
bersosialisasi, dengan rata-rata per orang memiliki 233 teman di
jejaring mereka. Bandingkan dengan orang China yang hanya 68 teman dan
Jepang yang cuma 29 teman per orang.
University Malaya Centre
of Addiction Sciences mengatakan bahwa mereka menerima sekitar 50 kasus
saat memulai studi tentang kecanduan Facebook pada tahun 2009. Tahun
lalu jumlah itu naik hingga 70 kasus, yang sebagian besar melibatkan
anak-anak muda.
"Kasus semakin sering dijumpai di kalangan anak
muda, karena mereka lebih banyak terpapar dengan internet dan situs
jejaring sosial," kata Muhammad Muhsin Ahmad Zahari, wakil koordinator
lembaga tersebut.
"Mereka lebih lengket dengan komputer dan mengabaikan cara bersosialisasi lainnya," ujar Zahari.
Apakah Anda juga termasuk pecandu gadget, situs jejaring sosial, atau internet? *
Sumber : afp
Title : Kecanduan gadget dan internet memakan korban
Description : Sekitar 100 juta telepon seluler sekarang ini terjual setiap tahunnya di wilayah Asia Pasifik dan diperkirakan bertambah dua kali lipat...