Ada sebuah kisah yang bisa jadi bahan renungan tentang pentingnya memiliki sikap suka menolong. Langsung saja, ya.
Suatu sore Mamat berjalan pulang dengan lesu. Dagangan es cincau yang
dipikulnya semakin terasa berat. Hujan terus mengguyur bumi sepanjang
hari, artinya Mamat tak bisa mendapat rejeki untuk dibawa pulang.
Terbayang istrinya yang hamil tua. Dari mana biaya untuk melahirkan
kalau waktunya tiba?
Jalanan tergenang air selepas hujan yang akhirnya berhenti. Saat
itulah Mamat melihat seorang wanita tua berpakaian bagus di depan mobil
yang mogok. Kap mesin dibuka sebentar, wanita itu tampak mengutak-atik
sesuatu, lalu menutupnya kembali dan masuk ke dalam mobil mencoba
menyalakan mesin. Tidak berhasil.
Mamat semakin mendekat. Wanita itu melihatnya. Ada perasaan galau,
meminta tolong atau mengunci pintu. Maklum, hari semakin gelap dan
jalanan sepi. Siapa tahu pedagang cincau itu punya maksud tidak baik.
Apalagi sang wanita sempat melihat raut muka Mamat dari kejauhan tampak
aneh.
Mamat berhenti di dekat mobil dan mengetuk kacanya. Ia bertanya
apakah butuh pertolongan. Kaca jendela terbuka sedikit, dan wanita itu
menjelaskan masalahnya. Setelah terlibat perbincangan beberapa menit,
akhirnya wanita itu setuju menerima pertolongan Mamat.
Mamat pun segera meletakkan pikulannya dan meminta sang wanita menekan tombol pembuka kap mesin.
“Anda tak perlu turun kalau takut, Nyonya,” ucap Mamat.
Setelah kap mesin terbuka, Mamat segera memeriksa penyebab kerusakan.
Dulu ia sempat bekerja jadi montir di bengkel mobil Koh Acong sebelum
akhirnya tutup akibat keluarga bosnya itu mengungsi saat kerusuhan 1998.
Sejak itulah Mamat memilih jadi pedagang cincau.
Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah,
wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, dia
merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan
yang telah diberikan.Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar,
berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah.
Mamat hanya tersenyum dan menolak bayaran dari sang wanita. Dia
berkata, “Menolong orang bukanlah suatu pekerjaan yang harus dibayar.”
Mamat cukup puas bisa membantu dan membuktikan kalau ia bukan orang
jahat seperti yang dikhawatirkan wanita tersebut.
Dalam benaknya Mamat hanya berpikir: Apabila menolong seseorang yang
membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan, suatu hari nanti Tuhan
pasti akan membalas amal perbuatanya.
Mobil pun bisa hidup kembali. Sang wanita menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya. Lalu mobil itu pun melaju, menghilang dari pandangan.
Mamat mengambil dagangannya dan pulang.
Setelah berjalan beberapa ratus meter, wanita itu sadar kalau harus
membeli nasi goreng pesanan anaknya. Kebetulan ia melihat gerobak nasi
goreng di pinggir jalan. Ia pun berhenti dan memesan dua bungkus nasi
goreng.
Saat menunggu, dilihatnya seorang wanita hamil datang mencari
sisa-sisa gelas plastik. Rupanya pemulung. Wanita tua ini menjadi iba,
ia teringat Mamat yang baru saja menolongnya. Maka ia pun memanggil sang
wanita hamil, lalu dikeluarkannya 6 lembar pecahan seratus ribu rupiah
dari dompetnya dan diberikan pada wanita hamil itu.
“Ibu, terima kasih banyak. Tapi uang ini begitu besar. Saya tak tahu harus bilang apa,” isak si wanita hamil penuh haru.
“Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah
menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang
harus kamu lakukan. Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan
kasih sayang”, jawab si wanita tua.
Malam harinya, saat wanita hamil ini sudah di rumah dan bersiap tidur
bersama suaminya, ia memeluk dan menunjukkan uang hasil pemberian
seorang wanita padanya.
“Alhamdulillah, kang Mamat. Kita ada tambahan dan ini cukup untuk membayar bidan kalau datang waktunya saya melahirkan.”
Suaminya, Mamat memandang istrinya haru. Mereka berdoa penuh syukur karena Tuhan telah menolong mereka.
Ya, Mamat inilah sang penjual cincau. Namun ia tidak tahu kalau
wanita tua yang ditolongnya telah memberi uang pada istrinya. Dan,
istrinya pun tak tahu kalau sang suami yang menolong wanita tua itu.
Hidup adalah misteri. Namun alam semesta mengajarkan hukum siklus,
yakni saat kamu menolong maka suatu saat pertolongan akan datang padamu
saat dibutuhkan. Segala sesuatu yang berputar akan selalu berputar.