Anda pasti sudah tahu kata karma. Karma yang biasa digunakan adalah
karma dalam konsep teologi Hindhu: kebaikan akan berbuah kebaikan,
keburukan akan dibalas keburukan. Bedanya, dalam konsep Hindhu, karma
menimpa hanya kepada dirinya, keluarganya, dan keturunannya. Dalam
konsep Islam, tajsimu al-a'mal, amal baik maupun amal buruk, berakibat
bukan saja kepada dirinya, keluarganya dan keturunannya, tetapi juga
dapat menimpa warga bumi lainnya.
Kang Jalal mencontohkan kisah
nabi Musa dan nabi Khidir membangun rumah yang bobrok dalam Al-Qur'an,
sebagai contoh bagaimana amal baik berbuah kebaikan. Rumah itu adalah
rumah anak yatim dan di bawah rumah itu tertimbun harta benda yang harus
dilindungi dan dimanfaatkan oleh anak yatim itu. Menurut para mufassir,
anak yatim itu adalah keturunan (ada yang berpendapat anak) dari
seorang yang sangat shaleh di jaman sebelumnya. Dalam hal ini, yang
berbuat baik adalah kakek bahkan mungkin kakeknya kakek, tetapi anak
yatim itu turut menikmati buah kebaikan leluhurnya.
Contoh
perbuatan buruk yang berakibat pada musibah atau bencana yang menimpa
manusia lainnya dalam Al-Qur'an dan dalam kehidupan nyata cukup banyak,
di antaranya (1) anjuran dalam Al-Qur'an untuk berdoa agar terhindar
dari musibah yang diakibatkan oleh kejahatan orang lain yang tidak saja
menimpa mereka yang berbuat jahat tetapi juga menimpa penduduk bumi
lainnya, (2) ayat yang berbunyi "Telah tampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yg benar). --QS Ar-Ruum 41. (3) ulah beberapa gelintir
koruptor di Indonesia yang telah menyengsarakan rakyat banyak, (4)
kebijakan publik oleh segelintir orang yang berakibat pada rusaknya
lingkungan; dan banyak lagi contohnya.
Akan tetapi, tidak semua
amal manusia itu dibalas secara langsung di dunia ini; ada sebagian yang
ditangguhkan pembalasannya di akhirat kelak.
Dan kalau sekiranya
Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan
meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun[1262]
akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang
tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. --QS Fathir 45.
Menurut
Kang Jalal, amal-amal kita, yang bentuknya abstrak ini, di alam kubur
kelak berubah menjadi wujud yang nyata, seperti kita melihat benda-benda
di dunia ini. Jika amal baik maka ia akan berwujud sesuatu yang baik,
indah dipandang, dan bisa diajak bercakap-cakap. Jika amal buruk maka ia
akan berwujud sesuau yang menakutkan dan setiap kali melihatnya dapat
menjadi siksa dan penyesalan bagi pelakunya.
Maka itu, berbuat baiklah agar mendapat teman yang baik-baik di akhirat kelak:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya. (QS Fushshilat 8).
Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh (berada) di
dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di
sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yg besar.(QS
Asy-Syura 22).
- Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hormatilah tamumu! (Hadis)
- Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah menyakiti tetangga! (Hadis)
- Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah putuskan silaturahmi! (Hadis)
semoga bermanfaatbagi agan agan,....
Source: http://www.gallerydunia.com