Siapa yang tidak kenal dengan Laila al-Halwa dan kisahnya?! Seorang
wanita muslim dari Marokko yang terkena panyakit ganas dan mematikan,
yaitu kanker.
Kanker adalah kata yang terdengar menakutkan, menyebabkan putus asa dan berujung kepada kematian.
Kepada semua yang terkena penyakit ganas ini, kepada semua yang putus
asa dari harapan sembuh akibat penyakit ini, kepada siapa saja yang
menginginkan kesembuhan dari kanker, kepada mereka semua dan siapa pun,
ingatlah kalian akan firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
”Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada
yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. ” (QS. Al-An’aam:17)
Gambaran dari ayat ini terlihat jelas dalam kisah Laila Al-Halwa.
Karena itu, marilah kita telusuri kisahnya berdasarkan penuturannya
sendiri. Apakah yang ia katakan. ? inilah penuturannya:
Sudah sembilan tahun saya menderita penyakit ganas dan mematikan,
yaitu Kanker. Semua orang tahu bahwa mendengarnya saja sudah ngeridan
takut. Di Marokko penyakit ini tidak dinamai Kanker, akan tetapi hantu
yang menakutkan atau penyakit yang mengerikan.
Saat itu keimananku kepada Allah sangat lemah. Saya jauh dari Tuhan
dan syariat-Nya. Waktu itu saya menganggap bahwa kecantikan wanita akan
terus abadi sepanjang hidupnya, demikian pula dengan kemudaan dan
kesehatannya. Saya pun tidak pernah menyangka sama sekali bahwa saya
akan terkena penyakit Kanker yang ganas dan mematikan.
Ketika terkena penyakit ini saya sangat shock. Kadang saya berpikir
untuk Iari, akan tetapi kemana?! karena penyakitku akan selalu bersamaku
di mana pun saya berada. Kadang pula saya berpikir untuk bunuh diri,
akan tetapi begitu teringat dengan suami dan anak-anakku saya pun
menjadi kasihan terhadap mereka. Tidak terbersit dalam pikiranku bahwa
Allah akan menghukumku jika aku bunuh diri, karena sebagaimana yang
telah kukatakan sebelumnya bahwa saya lalai dan lupa kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Ternyata Allah hendak memberiku hidayah melalui penyakit ini dan juga
kepada banyak orang. Maka kesembuhanku pun diatur oleh-Nya secara
perlahan-lahan.
Ketika terkena penyakit ini, aku pergi ke Belgia dan berkonsultasi
dengan banyak dokter di sana. Kata mereka kepada suamiku, “Payudara
isterimu harus dipotong, kemudian rambut-rambut yang ada di tubuhnya
harus dihilangkan, termasuk bulu mata dan alis, kuku dan giginya harus
dipotong dan dilepas.”
Semua saran dokter kutolak dengan tegas seraya mengatakan, “Saya
lebih suka mati dengan payudara yang utuh dan rambut yang utuh pula
serta semua yang diciptakan Allah pada tubuhku”.
Kemudian aku meminta obat ringan kepada mereka dan mereka pun memberikannya.
Kami pun kembali lagi ke Marokko dan menggunakan obat yang dikasih
sang dokter, akan tetapi tidak berpengaruh apa-apa. Mulanya aku gembira
dan mengatakan, “Mungkin dokter salah prediksi dan aku tidak terkena
penyakit kanker.”
Akan tetapi setelah enam bulan aku merasa berat tubuhku berkurang,
warna kulitku berubah dan aku sering merasa sakit-sakitan. Akhirnya
dokter langgananku di Marokko menyarankan agar aku kembali lagi ke
Belgia untuk berobat.
Musibah tersebut benar-benar terjadi ketika para dokter mengatakan
kepada suamiku bahwa penyakitku sudah menyebar ke seluruh tubuh dan
mengenai paru-paru. Mereka mengatakan menyerah karena tidak mempunyai
obat lagi untuk penyakitku. Kata mereka kepada suamiku, “lebih baik kamu
bawa kembali isterimu ke Marokko agar ia meninggal di sana.”
Suamiku sangat kaget mendengar hal tersebut. Kami tidak langsung
pulang ke Marokko, akan tetapi pergi ke Perancis untuk mencari obat di
sana. Akan tetapi hasilnya pun sama dan kami tidak menemukan apa-apa.
Akhirnya kami pasrah dan meminta bantuan kepada seseorang untuk masuk
Rumah Sakit guna melakukan pengobatan yang telah telah dijelaskan para
dokter Belgia, yaitu memotong payudara dan menghilangkan rambut-rambut
di tubuh dan lain sebagainya.
Akan tetapi suamiku teringat sesuatu yang telah lama kami lupakan
sepanjang hidup kami. Allah telah memberi ilham kepada suamiku agar kami
pergi ke Mekkah untuk mengunjungi Ka’bah guna memohon kepada Allah agar
penyakitku bisa sembuh. Akhirnya kami pun pergi ke sana.
Bersambung Ke: Kisah Laila al Halwa & Penyakit Kankernya Yang Sembuh Dengan Air Zamzam [Bag.Kedua]
Sumber: “100 Kisah Penyembuhan Dengan Air Zamzam, Madu, Jinten Hitam Dll.”, Majdi Fathi as-Sayyid, Penerbit Darussunnah