Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah
manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida
tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza
tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa memedulikan apa
sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan,
mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para
pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala
sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan
piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan,
mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Pemikiran awal manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam
ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan
sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu,
ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam
tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik
peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing
melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000
peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu
menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja
dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan
kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian
tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga
kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan
ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi
Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia,
yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat
khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer
ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,
memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan,
mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai
dikembangkan oleh para ahli.
Revolusi Manajemen Sains
Revolusi
manajemen sains pada awal 1900an, yang dicetuskan oleh Frederic W. Taylor,
memberikan dasar bagi Manajemen Sains dan Operasi Riset. Namun manajemen
sains/riset operasi modern umumnya dianggap muncul selama periode Perang Dunia
II, ketika tim riset operasi dibentuk untuk menangani masalah-masalah strategis
dan taktis yang dihadapi militer. Tim ini, yang seringkali terdiri atas
orang-orang dari berbagai bidang ilmu (misalnya ahli matematika, teknik, dan
perilaku), bersama-sama memecahkan msalah dengan menggunakan metode ilmiah.
Setelah perang selesai, banyak anggota tim ini melanjutkan riset dengan
pendekatan kuantitatif untuk pengambilan keputusan.
Dua
perkembangan yang terjadi selama periode pasca Perang Dunia II menyebabkan
berkembangnya penggunaan manajemen sains dalam bidang nonmiliter. Pertama,
dilanjutkannya riset-riset pendekatan kuantitatif untuk pengambilan keputusan
menghasilkan berbagai perkembangan metodelogi. Mungkin perkembangan yang paling
berarti adalah penemuan oleh George Dantzig pada tahun 1947 atas metode
simpleks yang digunakan untuk memecahkan masalah pemrograman linier. Masih banyak lagi perkembangan
metodelogi lainnya yang terjadi, dan pada tahun 1957 buku pertama mengenai
riset operasi diterbitkan oleh Churchman, Ackoff, dan Arnoff.
Bersamaan dengan berbagai perkembangan metodelogi ini, terjadi peningkatan
besar dalam kemampuan kamputasi sebagai akibat tersedianya computer digital.
Computer memungkinkan pada praktisi menggunakan metodelogi yang lebih canggih
untuk memecahkan berbagai masalah industry. Perkembangan teknologi computer
terus berlanjut; mikrokomputer yang ada sekarang, berbagai variasi dari
pengembangan metodelogi pasca perang dunia II digunakan pada mikrokomputer
untuk memecahkan masalah yang lebih besar daripada yang dipecahkan dengan
computer mainframe tahun 1980an.
Era manajemen ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen
dari kalangan insinyur
seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A.
Halsey, dan Harrington
Emerson Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh
Frederick Winslow Taylor dalam
bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya
itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode
ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan."
Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini
sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah
bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya
seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin
(industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk
membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan
mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh
pasangan suami-istri Frank dan
Lillian Gilbreth. Keluarga
Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap
gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut.
Source: http://www.wikipedia.com